Ketua DPRD Kotim Sebut Intensitas Hujan Lebih Tinggi Masyarakat Agar Mengungsi

Ketua DPRD Kotim Rinie A Gagah

SAMPIT,BANGUNKALTENG.ID – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) kotim Dra Rinie Anderson menyebutkan intensitas air hujan yang terjadi di Desa Hanjalipan pada bulan oktober tahun 2022 mencapai posisi banjir tertinggi daripada sebelumnya. Ketinggian debit air telah menenggalamkan semua rumah warga hingga posisi atap.

“Saat ini sudah naik 50cm, dari ketinggian 1,60cm sebelumnya. Masyarakat kita instruksikan agar mengungsi,” ucap Rinie pada Sabtu, 22 Oktober 2022.

Dirinya menerangkan, kasus banjir di Desa Hanjalipan sudah memasuki kategori tanggap darurat. Hingga per tanggal 21 oktober 2022, sudah ada 12 sektoral pemerintah hingga pendidikan yang lumpuh total karena kapasitas air sudah mencapai 2 meter.

Dari informasi awak media MentayaNet.com, warga setempat telah di himbau untuk lebih waspada dengan ketinggian air yang terus naik. Hal ini selaras, Pemerintah Daerah telah melakukan kunjungan di kawasan setempat untuk membagikan berupa bantuan sembako.

Politisi PDI Perjuangan ini menambahkan, kondisi banjir ini telah menjadi periode ke 3 dalam sepanjang tahun 2022. Walaupun diperkirakan puncak hujan tertinggi pada bulan desember mendatang, ia terus meminta warga harus siap siaga.

“Warga dihimbau waspada dengan kabel yang terendam air, hewan liar, dan penyakit yang berasal dari bencana banjir. Tenaga kesehatan akan tetap membantu warga, sesuai instruksi dari Bupati Kotim. Walaupun BMKG memprakirakan desember menjadi puncak, bukan berarti kita harus lengah,” tuturnya.

Perlunya penanganan secara serius dari Pemerintah Daerah Kotawaringin Timur agar lingkungan sekitar dapat mengatasi dan bersiap diri untuk banjir susulan berikutnya.

Diketahui pula Pemda telah membangun rumah untuk relokasi warga Desa Hanjalipan. Tetapi warga menolak beranjak dari rumah yang telah langganan banjir tersebut.

Kendati demikian, ia meminta dengan tegas agar masyarakat berpindah atau nantinya membangun rumah panggung harus lebih tinggi 2 kali lipat dari sebelumnya.

“Jikalau warga tidak mau pindah, solusinya harus membuat rumah panggung lebih tinggi. Ini sudah menjadi cara paling ampuh, namun harus dibuat dengan sekokoh mungkin untuk menompang,” pungkasnya.(redaksi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *