SAMPIT, BANGUNKALTENG.ID – Wakil Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Dadang Siswanto mengaku prihatin melihat masih sangat banyak desa di daerah ini yang belum menyediakan perpustakaan desa padahal sangat penting untuk mendorong minat baca masyarakat.
“Di Kabupaten Kotawaringin Timur ini dari 160 desa lebih, baru 45 desa yang berjalan pelaksanaan perpustakaannya. Mengapa terjadinya ketidakmerataan tersebut? Hal ini perlu kita bahas dan carikan solusinya bersama-sama,” kata Dadang. Minggu, (08/05/2022).
Ketua Fraksi PAN ini menilai, perpustakaan merupakan tempat untuk koleksi buku, majalah dan informasi fisik lainnya. Perpustakaan juga menjadi sumber informasi yang bersifat ilmu pengetahuan, hiburan, rekreasi dan ibadah. Bagi daerah, perpustakaan merupakan sebuah institusi yang dibiayai dan dioperasikan oleh pemerintah daerah. Keberadaan perpustakaan sangat penting dalam sebuah daerah, terutama di desa-desa yang kurang memadai fasilitas pendidikannya. Keberadaan perpustakaan ditujukan kepada masyarakat, khususnya warga yang kurang mampu membeli buku atau informasi informasi tentang ilmu pengetahuan.
Menurut Dadang, keluhan-keluhan berupa minimnya pelayanan monitoring ke semua desa di Kabupaten Kotawaringin Timur masih banyak mereka terima dan itu juga menjadi catatan Fraksi PAN. Masalah seperti ini harus disikapi karena membuat pelayanan dan pengelolaan perpustakaan di beberapa desa tidak bisa terlaksana secara maksimal. Padahal dari sisi anggaran, pemerintah desa dinilai sangat mampu karena kini setiap desa rata-rata mengelola anggaran lebih dari Rp1 miliar setiap tahun.
“Kami mengingatkan bahwa perpustakaan menjadi sarana pelayanan pendidikan nonformal yang sangat berperan membantu masyarakat yang minim informasi dan jauh dari layanan internet,” ujar Dadang. (RED)